Rasamu dan ini Perasaanku

Haruskah aku yang selalu mengerti dan menerima semua hal yang dia katakan itu kelemahannya tanpa mencoba dan berusaha berubah dari hal itu.. jika memang aku yang selalu menerima begitu saja bukankah aku sendiri yang membuatnya terpuruk didalam sana tanpa bisa membuatnya keluar dari itu. Setidaknya aku butuh dimengeti itu inginku. Namun jika memang harus seperti itu baiklah aku mengalah. Aku yang kan mencoba menepis rasa itu aku mencoba untuk kuat dan tegar meski awalnya sulit untuk menerima, saat dimana aku merasa bukanlah bagian penting dari perasaan itu. Merasakan status hanyalah status yang tak memiliki makna apapun.
Saat ketika aku mulai menyerah aku masih berkutat dengan perasaan sendiri, naluriku sebagai seorang wanita. Aku pun berharap tak ada yang sia-sia dari semua ini, aku ingin kebahagiaan meski terkadang terasa jauh dari jangkauan. Aku yang selalu merasa dirimu terkadang egois, namun mungkin pula ada saat ketika akulah yang egois dan tak kusadari itu.
Aku inginkan sisi kedewasaan itu darimu. Saat aku butuh engkau ada untuk menenangkanku meski hanya sedetik kau berikanku semangat. Aku ingin kau yang mengukir senyumku disini.
Ahh.. sadar, mungkin terlalu banyak perbedaan yang tak mampu tersatukan, tapi terkadang berat rasanya jika harus mengalah karna perbedaan itu. Aku butuh sosokmu yang bisa selalu hadir menemaniku meski nyatanya kau tak disinni bersamaku. Aku ingin sebelum lelapku kau yang ada.
Tapi entahlah... mungkin terlalu tinggi aku berharap, aku terlalu terbuai dengan buaian mimpi yang disodorkan sang cinta.
Aku capek..inginkan beristirahat sejenak bersamamu
Biar kuawali tetesan embun pagi buta ini..

Dini hari
[Aku yang mencintaimu]